Jumat, 12 Agustus 2011

Jejak Rasulullah di Jabal Tsur

Gua_Tsur3Rasa-rasanya belum afdhol begitu ungkapan yang terbersit dari sejumlah jamaah haji bila tidak berhasil mendaki ke Jabal (Gunung) Nur (Cahaya) atau Jabal Tsur atau Thur atau berhasil mendaki keduanya. Jabal Tsur sendiri memiliki sejarah sangat penting bagi perkembangan Islam saat ini, bagaimana bila saat itu Allah SWT tidak menyembunyikan Rasulullah SAW di Gua Tsur yang berada di puncak gunung tertinggi di Makkah Al Mukarramah itu?

Setelah awal bulan November 2009 lalu, sejumlah wartawan yang tergabung dalam Media Center Haji berhasil menaiki Jabal Nur atau Gunung Cahaya, di mana terdapat Gua Hira, tempat Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Terbersit bagaimana caranya bisa mendaki Jabal Tsur atau Thur (begitu yang tertulis dalam papan nama atau rambu lalu lintas di Makkah), yang katanya merupakan gunung tertinggi di antara gunung atau bukit yang mengelilingi kota suci ini?



Akhirnya keinginan itu berhasil diwujudkan, ketika detikcom bersama 8 wartawan Jakarta lainnya berhasil menaiki Jabal Tsur pada Sabtu (12/12/2009) dini hari pukul 03.00 waktu Arab Saudi. Medan di Jabal Tsur memang lebih panjang dan melelahkan, berbeda dengan Jabal Nur yang pendek tapi terjal itu.

Jabal Tsur, yang terletak 5 kilometer dari kota Makkah Al Mukarramah memang sangat rawan dan curam. "Masya Allah, kalo dulu gimana yah caranya Nabi bisa naik ke sini? Lah itu curam semua dan batu-batu semua. Ini mah cocoknya bagi para pendaki panjat tebing," ujar salah seorang rekan wartawan di tengah perjalanan yang melelahkan selama 2 jam ini.

Beberapa wartawan sempat terpana ketika melihat puncak Jabal Tsur sebelum mendakinya. Terbersit untuk membatalkannya, "Aduh ke Jabal Nur aja kali hihihi...." celetuk Siwi, salah seorang wartawan MCH. Memang waktu malam menambah gelapnya suasana jalan yang akan dilalui membuat jantung dagdigdug juga.

"Yakin aja deh. Kita harus yakin dan bisa sampai. Kita sudah tekadkan dari awal untuk naik ke puncak Jabal Tsur," ujar Agung Izzulhaq, reporter TV. Ya setelah berdoa bersama lalu kita mulai berjalan setapak yang landai selama beberapa puluh meter, setelah itu mulai melakukan pendakian dengan jalur tangga batu-batuan yang dibuat orang-orang Pakistan. Bahkan beberapa kali diantara rombongan wartawan berhenti untuk mengatur nafas, atau sekedar "Muntah Atas" atau "Muntah Bawah".

Jalur tangga batu-batuan yang meliuk-liuk bak ular tangga itu memang baru dan dibuat secara swadaya. Pasalnya, pemerintah Arab Saudi sendiri melarang orang atau peziarah mendaki, sholat dan berdoa di atas Jabal Tsur, karena memang rawan. Namun semua itu tidak dihiraukan para peziarah, demi memenuhi keinginan mengingat tempat yang pernah ditempati kekasihnya, Rasulullah Muhammad SAW.

Seperti sudah diketahui, Gua Tsur di Jabal Tsur merupakan tempat yang dijadikan perlindungan Rasulullah Muhammad SAW dan sahabatnya, Abu Bakar RA ketika bersembunyi dan menghindari kejaran kaum kafir Quraiys yang hendak membunuhnya.

Dari catatan Syarah Nabi disebutkan peristiwa itu terjadi pada tahun 622 Masehi, Rasulullah Muhammad SAW berniat hijrah ke Kota Madinah untuk mencari tempat penyebaran Islam yang lebih kondusif. Namun, kaum kafir Quraisy yang tidak menginginkan ajaran Muhammad SAW menyebar ke luar Makkah, melakukan pengejaran untuk menghalangi niat Rasulullah.

Dalam kondisi terdesak, Rasulullah dan Abu Bakar memilih masuk ke Gua Tsur atas petunjuk yang diberikan Allah SWT melalui malaikat Jibril. Di gua yang berada di Jabal Tsur nan tandus itulah Rasulullah dan Abu Bakar berlindung selama tiga hari tiga malam. Gua itu sendiri memang sempit, seperti periuk yang tebalik, namun memiliki dua pintu yang saling berhadapan.

Upaya pengejaran kaum kafir Quraisy menemui jalan buntu manakala sampai di sekitar gua. Kendati sudah berada di depan pintu masuk gua, kaum kafir Quraisy terkecoh dengan keberadaan sarang laba-laba dan sarang burung merpati yang menutupi jalan masuk ke gua. Maka, pengejaran itu tidak berhasil.

Peristiwa pertolongan di Jabal Tsur serta persembunyian Rasulullah Muhammad SAW dan Abu Bakar di Gua Tsur diabadikan melalui firmah Allah SWT dalam Surat At-Taubah ayat 40. Ayat itu berbunyi "Bila kamu tidak mau menolong Rasul, maka Allah SWT telah menjamin menolongnya ketika orang-orang kafir mengusirnya berdua dengan sahabatnya".

Ketika keduanya berada dalam gua, Rasulullah SAW berkata kepada sahabatnya, "Janganlah engkau berduka cita, karena Allah SWT bersama kita." Lalu Allah SWT menurunkan ketenangan hati (kepada Muhammad) dan membantunya dengan pasukan-pasukan yang tiada tampak olehmu. Dijadikan-Nya kepercayaan orang-orang kafir paling rendah dan agama Allah SWT menduduki tempat teratas. Sesungguhnya Allah SWT Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."

Subhanallah, begitu hati semua peziarah yang berhasil menaikinya, rombongan wartawan MCH semua berhasil menaiki puncak Jabal Tsur, bersama beberapa jamaah dari Turki dan China. Mereka terlihat berdoa, dzikir dan sholat sunnat di dalam gua itu. Semua jamaah haji dan peziarah melakukan hal itu sekuat tenaga, walau nafas tersengal-sengal demi mengulang sejarah yang pernah dialami Nabi dan Rasul Allah yang dicintainya.

Bolehlah pemerintah Arab Saudi menganggap semua itu dengan label haram. Setidaknya para peziarah yang datang itu bisa menambah keimanan dengan tauhid yang benar, serta diberikan pemahaman yang benar sesuai tentang ajaran Islam yang dibawa kekasih Allah SWT yang mereka cintai sampai akhir hayatnya, bahkan yang dicintai ummat Muhammad SAW sampai akhir zaman.